Alam Terpelihara, Manusia Terkendali Berkat Sasi

     Hasil kekayaan alam patut dilestarikan bukan?. Diambil sepatutnya saja, tidak boleh menjadi manusia serakah yang hanya memikirkan diri sendiri hingga tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Sehingga pada akhirnya tidak ada yang namanya, ya katakanlah alam marah sehingga ia membuat kita ada dalam berbagai-bagai masalah yang terkait dengan alam.
Yang seluruhnya itu dapat membawa dampak yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Mulai dari mengakibatkan penyakit yang menginfeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh terbakarnya hutan, atau banjir yang datang karena kita yang rakus menebang pohon hingga tanah tidak ditahan oleh akar yang dapat berfungsi pula untuk menampung air di dalam tanah. Banjir yang datang itu akhirnya juga mendatangkan penyakit kulit serta mengganggu aktivitas pencernaan kita. Dan yang lebih parahnya lagi dapat mengakibatkan kematian dengan adanya tanah longsor yang menutupi kediaman kita kala kita sedang terlelap dalam buaian tidur. Mengerikan, bukan?.     Karena hal itu ,di Maluku ada salah satu budaya adat istiadat yang melarang masyarakatnya untuk mengambil hasil bumi dan laut sebelum hari yang sudah ditentukan bersama. Budaya adat istiadat itu disebut dengan Sasi. Pasti sahabat bertanya-tanya apa itu sasi?. Yang pasti itu bukan sejenis nama makanan Jepang ,ya. Yang sahabat kenal dengan Sasi-mi. Bukan itu yang ku maksudkan sahabat. Penasaran, bukan?. Daripada menunggu lama mari kita telusuri bersama-sama.     Sebagaimana sahabat tahu, alam itu sangat luas. Darat, air , dan udara. Sasi yang digunakan oleh masyarakat Maluku adalah untuk dapat melestarikan lingkungan dengan mengendalikan keserakahan manusia agar tidak menguasai mereka hingga berpotensi untuk merusak lingkungan. Nah kali ini sahabat, kita akan membahas beberapa jenis Sasi yang sangat terkenal di seluruh Maluku dan sering dipakai oleh masyarakat. Kita mulai dengan Sasi untuk hasil kekayaan alam di darat yaitu, Sasi Kelapa. Sahabat ,Sasi Kelapa itu adalah larangan bagi masyarakat di suatu wilayah yang dimisalkan saja dengan sebuah desa untuk tidak mengambil kelapa sebelum waktunya. Ketika sasi disahkan dan dimulai ,masyarakat Maluku menyebutnya dengan TUTUP SASI, sedangkan ketika sasi selesai disebut dengan BUKA SASI. Jadi sahabat, Sasi Kelapa ini dimulai dengan area kelapa yang ingin diberlakukan sasi kelapa, yang dimiliki seseorang akan memutuskan kapan sasi ini akan dimulai dan akan selesai. Lalu akan dilaporkan kepada tua-tua adat (orang –orang yang dihormati dan memiliki pengaruh di desa itu), Bapak atau ibu pendeta ,serta uztad atau ustadzah yang bertugas di desa itu. Setelah itu Sasi Kelapa disahkan dengan ritual keagamaan yang dihadiri oleh seluruh masyarakat di desa itu. ketika sudah disahkan, tak boleh ada seorang pun yang mengambil kelapa. Karena kalau ada yang melanggar baik sengaja maupun tidak sengaja apalagi sampai mencuri ,dia akan mendapat sanksi yang sangat mengerikan. Mulai dari jatuh sakit bahkan sampai merenggang nyawa. Terdengar mengerikan bukan ?. Tapi itulah yang terjadi. Adat istiadat ini juga tidak pandang bulu. Jadi untuk sahabat, adik-adik kalian juga harus dikasih tahu agar jangan nakal bermain-main di area kebun kelapa yang sedang berlaku sasi.
Selain itu sahabat, yang perlu diperhatikan adalah sahabat jangan mengambil kelapa yang telah jatuh juga dari pohon. Jika teman-teman bertemu dengan kondisi seperti itu, hal yang harus sahabat lakukan adalah ambil kelapa itu, mengumpulkan kelapa – kelapa itu dan menaruhnya di tempat yang sudah disediakan. Jangan diambil untuk diri sahabat ,ya. Hal ini berlaku untuk jenis, Sasi ATAS-BAWAH. Maksudnya kelapa yang ada di atas pohon dan dibawa pohon dilarang untuk diambil alias di segel. Lain hal lagi dengan SASI ATAS, memang seiring waktu berjalan mulai diberlakukan sasi atas walau sebenarnya para tetua adat kurang begitu setuju dengan sasi ini. Sasi Atas adalah sasi yang hanya berlaku untuk kekayaan alam,contohnya kelapa yang masih ada di pohon. Dan jika ada kelapa yang jatuh ,dapat diambil.     Sama hal juga dengan Sasi untuk hasil laut yang kita kenal dengan Sasi Meti. Jadi pada sasi ini, dilarang untuk mengambil hasil kekayaan laut seperti ikan-ikan, kerang laut, teripang atau juga rumput laut sebelum sasi ini selesai. Urut-urutan dilaksanakannya sasi ini sama saja dengan sasi Kelapa hanya saja hasil kekayaan alam-nya yang berbeda.     Ini adalah salah satu budaya untuk mengendalikan keinginan manusia yang berlebihan dan untuk memelihara lingkungan hidup agar tetap terjaga kelangsungannya bagi generasi penerus.     Nah, sekarang untuk informasi tambahan saja ya sahabat. Kalau Sasi itu bukan saja dapat berlaku untuk kekayaan alam saja, namun bisa juga diberlakukan untuk hal-hal yang dianggap merugikan dan merusak lingkungan ataupun mengakibatkan kekacauan di lingkungan masyarakat. Aku berikan beberapa contoh sahabat. Misalnya ,sasi minuman keras, sasi menangkap ikan dengan bahan peledak, dan masih banyak lagi.     Jadi sahabat, kalian sudah mengerti apa itu Sasi ,bukan?. Rasa penasarannya sudah terbayarkan ,bukan?. Syukurlah ,aku juga merasa senang dapat berbagi budaya adat istiadat yang kumiliki di daerahku. Semoga dapat menginspirasikan kalian dan dapat diambil nilai yang baiknya untuk sahabat.     Tunggu postinganku yang selanjutnya, ya sahabat. Masih banyak budaya- budaya unik yang akan aku bagikan bersama sahabat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legenda Batu Badaong

Horror Story “Hilang , Misterius”